Bagi yang sedang memilih jodoh


Bayangkan diri Anda masuk ke sebuah supermarket jodoh. Supermarket ini tidak diketahui ada berapa lantai. Aturannya, lantai teratas yang Anda kunjungi adalah lantai kosong. Tak ada lagi jodoh tersedia di situ. Dari situ Anda harus keluar, tidak boleh turun kembali ke lantai sebelumnya.

Di lantai pertama, bagi perempuan Anda menemukan seorang laki-laki yang wajah maupun perawakannya biasa saja. Ia laki-laki yang baik, tapi tidak ada kebaikan khusus yang menonjol padanya. Karirnya pun biasa saja, ia tidak kaya, tapi cukup untuk hidup sederhana. Anda merasa ingin mencari yang lebih baik, maka Anda naik ke lantai berikutnya.

Di lantai 2 Anda menemukan seorang laki-laki yang cukup tampan, badannya pun cukup atletis. Ia sudah hidup lumayan mapan, punya rumah, punya mobil. Ia pun taat beragama. Sepertinya ia juga seorang penyayang terhadap anak-anak. Anda merasa masih belum puas dengan calon ini. Anda naik ke lantai berikutnya.

Di lantai 3 Anda bertemu dengan pengusaha muda yang sukses. Ia tidak kaya raya, tapi hartanya sudah lebih dari cukup untuk menjalankan kehidupan. Ia pun tampan, lerawakan atletis. Ia juga punya ilmu agama yang mendalam. Lebih dari itu, ia pandai memasak, dan mau berbagi dalam pekerjaan rumah tangga.

Begitu seterusnya. Untuk laki-laki pun begitu. Makin tinggi lantai supermarket yang Anda datangi, makin bagus kualitas calon yang tersedia di sana, membuat Anda jadi penasaran, calon seperti apa yang ada di lantai yang lebih tinggi.

Tapi ingat, Anda tidak tahu apakah selalu ada lantai yang lebih tinggi setelah lantai di mana Anda berada sekarang. Boleh jadi bila Anda naik satu lantai lagi, itu adalah lantai kosong, lantai terakhir Anda.

Apa yang akan Anda lakukan? Di lantai berapa Anda akan memutuskan untuk memilih calon dan menikah? Apakah Anda akan memilih secepatnya, atau Anda akan naik ke lantai yang lebih baik lagi? Bagaimana bila ternyata ketika naik ke lantai yang lebih tinggi, ternyata itu adalah lantai kosong?

Banyak orang mengira bahwa keberhasilan pernikahan ditentukan sebelum pernikahan. Calonnya baik, maka baiklah rumah tangganya. Tidak. Keberhasilan pernikahan ditentukan setelah orang menikah. Pernikahan bukanlah soal dua orang baik bertemu, membangun rumah tangga yang baik. Pernikahan adalah soal dua orang dengan kebaikan dan keburukan, bekerja sama membangun rumah tangga yang baik. Perjuangannya adalah sama-sama berubah untuk membangun sesuatu yang baik.

Jadi, keberhasilan pernikahan tidak ditentukan oleh seberapa baik calon suami atau calon istri. Namun ia ditentukan oleh seberapa baik keduanya bekerja sama setelah menikah.

Komentar

  1. 633DOMINO | POKER ONLINE | BANDAR POKER | BANDAR DOMINO 99 | BANDARQ | ADUQ | CAPSA SUSUN | SAKONG | BANDAR 66

    633DOMINO Situs Poker dan Domino Online Terpercaya DI INDONESIA , Minimal Deposit & Withdraw Rp 20,000.-
    Daftar dan Menangkan SUPER JACKPOT Sekarang !!! Berhadiah Hingga Ratusan Juta Rupiah Dan Win Rate 90% !!!

    Memiliki 8 Permainan Dalam 1 userID :

    POKER ONLINE
    DOMINO99
    ADUQ
    BANDARQ
    BANDAR POKER
    BANDAR66
    CAPSA SUSUN
    SAKONG

    INFO BONUS :
    -TURNOVER / ROLLINGAN = 0.3% s/d 0.5% ( Setiap Selasa )
    -REFFERALL = 20% ( Seumur Hidup )

    Info Pendaftaran Hubungi kami
    - LiveChat : WWW.BANDAR633. COM (Online 24jam)
    - WA : +62 813-2548-7133
    - LINE : 633domino
    - LINK : WWW.BANDAR633.COM

    Salam Sukses & Hoki

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Renungan Bijak

Berhenti Mengeluh